“Jika tak mampu menerima kekalahan, justru orang yang belum siap merayakan sebuah kemenangan”.
Pesta demokrasi merupakan hajatan 5 (lima) tahunan untuk menentukan atau memilih pemimpin. Perjalanan dalam mewujudkan pesta demokrasi yang sehat tentu harus ada pemilih (masyarakat) dan dipilih (calon). Dalam hal ini, menggugah pikiran saat berbicara tentang keberadaan yang dipilih (calon), sebab memunculkan pasangan yang menjadi pemenang satu pihak dan pihak lain yang kalah.
Alaminya, sudah menjadi hukum alam bahwa dalam setiap keadaan yang diperhadapkan dalam sebuah kompetisi tentu menghadirkan hakikat untuk menang, sehingga siapapun di dunia ini tujuan dan harapan selalu menginginkan kemenangan.
Dalam hal ini harus menjadi bahan renungan bahwa menang dan kalah bukan dimaknai siapa yang terbaik diantaranya, melainkan sikap kebersamaan menuju merayakan kemenangan bersama semata untuk menata kehidupan yang lebih baik kedepan.
Bagi pihak yang menang tentu menempatkan diri untuk semuanya, menunjukkan kesetiaan digaris rakyat, bagi pihak yang kalah harus ikut serta bertanggung jawab mengawal pembangunan, baik secara aktif dan sebagainya. Komitmen ini dasar utama yang harus ditunjukkan agar proses demokrasi menjadi pesta yang menyenangkan, menghibur, penuh suasana meriah, kegembiraan, sehingga terhindar dari kearogansian, penuh kecurigaan, kegaduhan bahkan perpecahan, dan parahnya lagi ikut menyalahkan keadaan yang bersifat tak pasti, sehingga menimbulkan ragam suasana yang penuh fitnah, kebohongan bahkan sampai memperkeruh suasana.
Sebuah ungkapan “Jika tak mampu menerima kekalahan, justru orang yang belum siap merayakan sebuah kemenangan”. Memaknainya, bahwa kekalahan saat ini merupakan kondisi yang menuntun perbaikan dalam setiap keadaan.
Menerima kekalahan merupakan sikap yang penuh kebijaksanan dan tidak semua orang bisa menerimanya dengan lapang dada. Oleh karena itu, prinsip demokrasi yang dijalankan memang belum sepenuhnya sempurna dalam opsi-opsi tertentu, apa yang harus dilakukan ? tentunya harus kembali kedalam jati diri demokrasi berupa keterlibatan penuh dalam percepatan pembangunan sebagai ikrar suci dalam hati sanubari.
Mengawal Kemenangan untuk Percepatan Pembangunan Deli Serdang Sehat
Berdasarkan keputusan KPU Kabupaten Deli Serdang tetapkan dr. Asri Ludin dan Lom-Lom Suwondo unggul dalam perolehan suara pada pemilihan kepala Daerah Kabupaten Deli Serdang tahun 2024 229.242 atau 51,2 persen dari jumlah suara sah. https://www.hariansib.com/
Kemenangan yang diraih pasangan ADIL sejatinya merupakan kemenangan seluruh masyarakat Deli Serdang untuk 5 (lima) tahun mendatang. Hal tersebut, senada dengan ucapan Tokoh Masyarakat Deli Serdang Sukmono, SH “Saat ini, tidak ada lagi istilah 01, 02 ataupun 03, Pemilukada sudah berhasil kita sukseskan bersama-sama, tinggal bagaimana kita mendorong pemerintah kabupaten Deli Serdang mendatang dibawah kepemimpinan Dr Asri Luddin Tambunan dan Lom Lom Suwondo selaku Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang bekerja dengan baik demi kesejahteraan kita bersama”. https://www.medanposonline.com/
Lantas, kemenangan ini harus sama-sama dikawal agar program-program pemerintah kedepannya dapat terwujud secara serius terutama dalam peningkatan kesehatan dalam berbagai bidang. Sosok dr. Asri Ludin dan Lom-Lom Suwondo harus diberikan ruang dan kesempatan yang baik agar kebijakan-kebijakan dapat ditunaikan dengan baik sehingga percepatan pembangunan dapat terwujud lebih teratur, terarah, berkeadilan.
Suasana demokrasi hidup ketika semua pihak ikut memberikan gagasan, ide-ide briliant, masukkan serta kritik yang mengarah pada perbaikan merupakan sesuatu yang harus ada. Oleh karena itu, hakikat kemenangan adalah menikmatinya melalui pembangunan yang berkeadilan dan sehat. Untuk itu, masyarakat Deli Serdang jangan membiarkan pemerintah berjalan sendirian, tapi harus terlibat aktif sesuai dengan kapasitan dan kemampuan yang dimiliki. pastikan agar pembangunan penuh berkeadilan, berkelanjutan dan sehat.